ALIRAN MLM / TUHAN HARUN - PANJI GUMILANG

 

 

'Ajaran MLM' ganti solat

Oleh MAZLINA ABDUL MAJID
PENGIKUT diminta menutup mata ketika mengikuti kelas ‘Ajaran MLM’. – Gambar hiasan.

--------------------------------------------------------------------------------




KUALA LUMPUR - 'Institusi' ajaran sesat kini nampaknya bukan sekadar dijadikan 'alat' untuk menyelewengkan agama, malah turut dijadikan tempat untuk mengaut keuntungan mudah demi kepentingan peribadi.
Terbaru, Kosmo! Ahad difahamkan sebuah kumpulan ajaran sesat di sini dikatakan turut memanipulasi gerakan itu dengan menarik ahlinya menjalankan perniagaan jualan langsung pelbagai peringkat (MLM).

Konsep ajaran sesat kumpulan itu unik kerana ketua mereka yang dikenali sebagai 'Guru MLM' memperdayakan pengikut-pengikutnya dengan menyatakan perniagaan yang dijalankan mereka mampu menggantikan solat lima waktu.

Perkara itu didedahkan seorang pengikut kumpulan 'Ajaran MLM' itu yang hanya mahu dikenali sebagai Norah dengan menyatakan pengikutnya yang berjaya mencari lebih ramai ahli boleh menggantikan bilangan solat yang dilakukan.
"Ini bermaksud, jika kita dapat cari lebih ramai ahli di bawah kita, ia dapat menggantikan bilangan solat yang perlu dibuat.

"Itu sebab ramai pengikut digalakkan cari ahli sebanyak mungkin dan setiap ahli perlu membayar RM2,000 kepada 'pentilawah' (ketua pengajar) dalam kelas untuk langsaikan solat mereka," dedah Norah sambil memberitahu solat yang tulen hanya diisytiharkan di 'negara jelmaan' mereka di Maahad al-Zaiton di Indonesia.

NORAH menunjukkan nota 'Ajaran MLM' dalam satu pertemuan dengan Kosmo! Ahad di Kuala Lumpur baru-baru ini.
--------------------------------------------------------------------------------

Jelas Norah, jika ahli tidak mencari ahli baru untuk memantapkan rangkaian, dia dikategorikan sebagai golongan yang berdosa besar dan mendapat bala.

Dakwanya, 'Ajaran MLM' itu yang diikuti sejak beberapa tahun lalu itu saling tidak tumpah dengan Ajaran Pemuda Al-Khafi yang telah difatwakan haram oleh kerajaan.

Norah yang terjerumus ke kancah ajaran sesat itu disebabkan pujuk rayu rakan baiknya menyatakan, ajaran itu sangat taksub dengan wang kerana setiap kelas agama dan apa jua aktiviti yang dianjurkan yang diikuti perlu dibayar sejumlah wang.

"'Pentilawah' tanya saya berapa banyak dosa saya, saya jawab, banyaklah dan setelah dihitung, jumlah wang yang perlu dibayar adalah RM28,800 tapi saya diberi diskaun sehingga RM2,000 saja," ceritanya.

Norah berkata, prinsip yang diamalkan oleh ajaran ini kononnya didorong dengan amalan Nabi yang didakwa memulakan sebarang bicara atau ceramah dengan membayar 'infak' (bayaran pendahuluan) terlebih dulu.

Bayaran sebanyak RM2,000 juga perlu dibuat oleh setiap ahli sekiranya 'pentilawah' meminta mereka memulakan bacaan surah al-Fatihah sebagai pembuka kelas usrah.

"Banyak lagilah sebenarnya... kelas Irsyad, kelas Aqabah semuanya kena bayar, nak pergi tunaikan solat tulen di Maahad Al-Zaiton yang entah bila itu pun perlu bayar RM3,600.

"Bayangkan penganut hampir puluhan ribu orang di seluruh negara, 'Guru MLM' boleh kaut keuntungan atas angin daripada ahli setiap kali perjumpaan," ujar Norah.


--------------------------------------------------------------------------------


Tambahnya, tiada istilah pertubuhan itu berkubur kerana ia masih bergerak aktif dengan taktik yang begitu sukar untuk dihidu oleh pihak berkuasa.

Katanya, setiap kelas yang diikuti hanya terdapat seorang pelajar dan mempunyai seorang 'pentilawah' di samping 'pendamping' yang akan mencatatkan butiran ceramah untuk pelajarnya.
"Mereka bersepah dan nomad. Setiap kawasan yang dipanggil 'DP' ada 'pentilawah' sendiri dan dipercayai mempunyai ratusan DP termasuk di Sabah dan Sarawak," katanya.

Dalam pada itu, Norah turut mendedahkan, ajaran itu menyimpan cita-cita yang sangat besar iaitu membina sebuah kerajaan Islam yang sahih yang dikenali sebagai Mahad Al-Zaiton di Indonesia yang disasarkan siap pada tahun 2015.

Universitas Al-Zaytun Ilegal
26 Mai 2011 - 10.40 WIB
551 klik
 

JAKARTA(DP)-SOROTAN kepada Mahad Al-Zaytun (MAZ) Indramayu kembali memanas. 
Kali ini, pesantren yang dikepalai Panji Gumilang disorot karena salah satu lembaga pendidikannya ilegal. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menyebutkan, Universitas Al Zaytun tidak berizin alias ilegal. Sebelumnya, MAZ menjadi perbincangan hangat karena diduga menjadi salah satu sarang gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Dugaan tersebut berdasarkan keterangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai. Dia menyebut Panji adalah mentor NII Komandemen Wilayah (KW) IX, sayap gerakan NII. Namun, kali ini Mendiknas Mohammad Nuh tidak mengutak-atik dugaan Al-Zaytun sebagai poros gerakan NII. Mantan rektor ITS itu menegaskan, Universitas Al Zaytun hingga sekarang belum mengantongi izin pendirian perguruan tinggi (PT). “Ini semua terlepas dari itu (NII, red),” tutur Nuh di depan anggota Komisi X DPR, Rabu (25/5) petang.

Universitas Al Zaytun, terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Informasi Teknologi, Fakultas Bahasa Terpadu, Fakultas Pertanian, Fakultas Pendidikan dan Fakultas Teknik Terpadu. Universitas ini juga bakal mengembangkan fakultas baru yaitu Fakultas Hukum dan Ekonomi.
Nuh lantas menjelaskan kronologi berdirinya Universitas Al Zaytun. Dalam paparannya, Universitas Al Zaytun sudah mulai pendidikan sejak 1999. Dalam setiap angkatan, ribuan mahasiswa berhasil direkrut. Saat ini, proses perkuliahan menggunakan gedung bernama Gd Jend Besar HM Soeharto. Sesuai namanya, gedung perkuliahan ini diresmikan oleh Soeharto pada 23 Agustus 2005. Lalu, dibuka oleh Mendiknas Bambang Sudibyo (waktu itu) pada 27 Agustus 2005.
Dalam perkembangnannya, pada 2004 Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) lembaga yang mengelola secara khusus Universitas Al Zaytun mengajukan permohonan izin operasional universitas. Izin ini dilayangkan ke Kemendiknas. “Namun demikian, mengingat persyaratannya belum dipenuhi maka Kemendiknas belum menerbitkan izin,” papar menteri asal Surabaya itu.
Nuh lantas menerangkan, dengan kondisi tadi pemerintah dalam hal ini Kemendiknas, tidak mengakui eksestensi Universitas Al Zaytun. Pada periode 2009-2011, Kemendiknas telah melakukan evaluasi terhadap usulan pendirian Universitas Al Zaytun.
Muncul tiga poin utama dari hasil evaluasi itu. Yaitu, Kemendiknas meminta agar akta pendirian YPI disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan. Poin selanjutnya, YPI harus melengkapi berkas usulan pendirian Universtias Al Zaytun sesuai dengan ketentuan. Terakhir, YPI telah meminta maaf atas kesalahannya mahasiswa dan melakukan proses pembelajaran tanpa izin.
Nuh menegaskan khusus untuk pendidikan tinggi, Al Zaytun memilih mendaftarakan lembaganya ke Kemendiknas. Sedangkan untuk pendidikan dasar dan menengah, mereka mengajukan izin ke Kementerian Agama (Kemenag). “Kesimpulannya, Al Zaytun belum memiliki izin,” tutur mantan Menkominfo itu.
Untuk upaya kedepan, diharapkan YPI yang berada di bawah naungan Al Zaytun segera memproses perizinan. Sebab, jika masih tetap tidak berizin justru merugikan mahasiswa yang menutut ilmu di Universitas Al Zaytun. Dengan tidak mengantongi izin, otomatis ijazah juga tidak dilegalkan Kemendiknas.(kar

http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2008&dt=1116&pub=Kosmo&sec=Negara&pg=ne_02.htm


Panji Gumilang (NII KW9/ Maahad al-Zaytun) Dihukum Penjara.

Panji Gumilang Divonis 10 Bulan Penjara

 



INDRAMAYU – Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang, divonis hukuman penjara selama 10 bulan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Panji dinilai bersalah dalam dugaan pemalsuan dokumen Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).
Dalam pembacaan putusan, ketua majelis hakim, Muhammad Nadjib, mengatakan Panji dianggap ikut serta dalam pemalsuan dokumen milik YPI.
“Terdakwa dianggap memiliki peran dalam pemalsuan dokumen YPI,” ungkap Najib dalam persidangan, Kamis (31/5/2012).
Vonis yang dijatuhkan itu lebih rendah dari tuntutan Jaksa yang menuntut hukuman selama dua tahun enam bulan penjara. Apalagi, meski sudah divonis, Panji tidak menjalani hukuman dipenjara atau tidak ditahan.
Panji dijerat Pasal 264 ayat 1 ke-1 yo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, subsider Pasal 263 ayat 1 yo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, serta melanggar Pasal 266 ayat 1 yo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Menanggapi putusan tersebut, pengacara terdakwa, Ali Tanjung, akan mengajukan banding. “Dakwaan JPU sangat kabur, putusan majelis hakim juga kami anggap tidak sesuai. Kami mengajukan banding atas putusan ini,” katanya.
Kasus yang melibatkan Panji Gumilang berawal saat mantan Menteri Peningkatan Produksi Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) IX, Imam Supriyanto, melaporkan Panji ke Mabes Polri.
Panji dilaporkan atas tuduhan melakukan tindak pidana pemalsuan surat karena menghilangkan nama Imam Supriyanto dalam dokumen kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia yang menaungi Pondok Pesantren.
Sementara itu, dalam kasus yang sama, Sekretaris YPI, Abdul Halim, diganjar hukuman 10 bulan penjara. Dia mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat, namun tidak dikabulkan. Malah hukumannya ditambah menjadi satu yahun enam bulan penjara.
Merasa belum puas, Abdul Halim kembali mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Namun MA menguatkan putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat.

No comments:

Post a Comment